:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5208793/original/078663700_1746417663-Screenshot_2025-05-05_105949.jpg)
Liputan6.com, Jakarta Penyandang disabilitas binaan Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat di Bandung memiliki kreativitas dalam membuat batik.
Para penyandang disabilitas fisik itu mampu menyulap kain putih menjadi batik yang penuh warna menggunakan canting dan malam.
Melihat motif batik yang unik, Kantor Wilayah Kementerian Hukum (Kanwil Kemenkum) Jawa Barat mendorong agar batik tersebut dibuatkan hak cipta.
Dorongan disampaikan dalam kunjungan dan koordinasi pada Selasa, 29 April 2025, dan dihadiri langsung oleh Kepala Divisi Pelayanan Hukum, Hemawati BR Pandia, didampingi oleh Kepala Bidang Kekayaan Intelektual, Ery Kurniawan.
Kegiatan ini bertujuan mendorong para penyandang disabilitas agar mencatatkan hak cipta atas motif batik yang telah mereka hasilkan. Langkah ini menjadi bagian dari upaya Kanwil Kemenkum Jabar dalam memberikan perlindungan hukum atas karya cipta yang lahir dari kreativitas kelompok rentan. Sekaligus memperkuat nilai ekonomi dan identitas budaya dari karya tersebut.
Inisiatif ini juga memperkuat inklusi sosial melalui pendekatan kekayaan intelektual yang menyasar komunitas disabilitas.
Kunjungan ini disambut langsung oleh Zaka Mubarok, S.Tr.Sos., M.Kesos., selaku Manager Batik Griya Difabel/Tarasvini—merek dagang yang tengah dalam proses pengajuan. Serta Lilis Kindarsih, S.ST., M.M., Pusyansos Pekerja Sosial Ahli Madya Griya Harapan Difabel dari Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat.
Keduanya menjadi tokoh penting dalam pembinaan dan pemberdayaan para difabel di bidang seni batik, serta menjembatani kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk Kanwil Kemenkum Jabar.
Edy Susanto seorang atlet penyandang disabilitas tuna rungu yang berhasil membawa medali emas dan perak Kejuaraan Asia Pasifik di Kuala Lumpur Malaysia pada 2019. Kini, dia kembali membagikan ilmu bermain bulu tangkisnya kepada anak-anak tuna rungu.
Mengapa Perlu Hak Cipta?
Setelah sesi koordinasi, kegiatan dilanjutkan dengan peninjauan langsung terhadap hasil karya motif batik yang telah dibuat oleh para penyandang disabilitas.
“Berbagai motif batik yang ditampilkan mencerminkan kreativitas, orisinalitas, dan semangat kemandirian yang tinggi,” mengutip laman Kanwil Kemenkum Jabar.
Tim dari Kanwil Kemenkum Jabar memberikan apresiasi atas kualitas dan karakter kuat dari setiap karya yang berpotensi dilindungi melalui pencatatan hak cipta.
Selain melihat hasil karya, rombongan juga meninjau secara langsung proses pembuatan batik mulai dari menggambar pola hingga proses pewarnaan. Aktivitas ini menunjukkan keahlian para pembatik disabilitas dalam setiap tahapan produksi.
“Kami berharap, hasil kunjungan ini dapat ditindaklanjuti dengan proses pencatatan hak cipta secara kolektif sebagai bentuk pengakuan dan perlindungan negara terhadap karya-karya mereka,” ujar Hemawati.
… Selengkapnya
No responses yet