Barcode88 – ADHD Tingkatkan Risiko Demensia, Ini Hasil Penelitiannya

apa itu demensia

Liputan6.com, Jakarta ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) bisa terjadi pada siapapun. Gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktif ini merupakan kondisi neurodevelopmental yang ditandai dengan kesulitan fokus, impulsif, dan hiperaktif. Kondisi ini dapat muncul sejak kanak-kanak dan berlanjut hingga dewasa, dengan gejala yang mungkin berubah seiring usia. Sebuah studi mengaitkan ADHD dengan peningkatan risiko demensia, khususnya penyakit Alzheimer.

Penelitian yang diterbitkan di JAMA Network Open tahun 2023 menemukan bahwa orang dewasa dengan ADHD memiliki risiko demensia 2,77 kali lebih tinggi. Temuan ini menekankan pentingnya deteksi dini dan penanganan yang tepat untuk ADHD, mengingat potensi dampak jangka panjangnya terhadap kesehatan kognitif.

“ADHD adalah kondisi kronis yang menyebar. Kami berasumsi bahwa karena adanya gangguan otak pada ADHD, di usia tua ini akan muncul sebagai rendahnya ketahanan otak dan kognitif, serta meningkatkan risiko demensia,” kata Michal Schnaider Beeri, PhD, direktur Pusat Penelitian Alzheimer Herbert dan Jacqueline Krieger Klein di Rutgers Brain Health Institute. 

Meskipun studi ini menunjukkan hubungan, bukan sebab-akibat, antara ADHD dan demensia, temuan ini tetap mengkhawatirkan. Oleh karena itu, penting bagi penderita ADHD untuk memahami kondisi mereka, memantau kesehatan kognitif, dan berkonsultasi dengan dokter secara teratur untuk mendapatkan penanganan yang tepat dan meminimalkan risiko demensia.