Barcode88 – 5 Langkah Mengatasi Gangguan Tumbuh Kembang, Butuh Konsistensi

20160707-Libur Lebaran di Monas-Jakarta-Yoppy Renato

Liputan6.com, Jakarta Gangguan tumbuh kembang anak merupakan masalah serius yang dapat mempengaruhi berbagai aspek perkembangan, mulai dari fisik hingga sosial-emosional. Deteksi dini dan intervensi tepat waktu sangat krusial untuk meminimalkan dampak jangka panjangnya bagi anak.

Menurut dokter spesialis anak konsultan neuropediatri Eka Hospital Cibubur Lies Dewi N, tumbuh kembang anak adalah suatu proses yang kompleks dan krusial, mencakup perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial anak. 

Selain itu, jenis gangguan yang dapat terjadi antara lain down syndrome, gangguan motorik, gangguan bahasa dan bicara, gangguan kognitif, gangguan sosial-emosional, gangguan belajar, hingga gangguan spektrum autisme (ASD) dan ADHD. 

Penyebab gangguan tumbuh kembang anak beragam dan kompleks, mulai dari faktor genetik, masalah medis saat kehamilan atau persalinan, infeksi, malnutrisi, hingga kurangnya stimulasi. Penting bagi orang tua untuk waspada dan segera berkonsultasi dengan dokter jika melihat adanya tanda-tanda keterlambatan perkembangan pada anak.


2 dari 6 halaman

Ciri-Ciri Gangguan Tumbuh Kembang Anak

Mengidentifikasi ciri-ciri gangguan tumbuh kembang anak sejak dini sangat penting. Beberapa tanda yang perlu diwaspadai meliputi keterlambatan bicara dan bahasa, gangguan motorik, keterlambatan sosial dan emosional, masalah kognitif, dan gangguan sensorik.

Keterlambatan bicara dapat terlihat dari ketidakmampuan anak berbicara atau memahami bahasa sesuai usianya. Misalnya, pada usia 12 bulan belum ada babbling, belum bisa menunjuk, dan mimik wajah yang kurang. Sedangkan pada usia 24 bulan, belum menguasai minimal 25 kosa kata, dan belum bisa menyusun kalimat pendek.

Gangguan motorik ditandai dengan kesulitan melakukan gerakan-gerakan tertentu, seperti tengkurap, duduk, merangkak, atau berjalan sesuai usianya. Contohnya, pada usia 4 bulan kepala belum tegak, usia 9 bulan belum bisa duduk sendiri, dan usia 1,5 tahun belum bisa berjalan sendiri.

Keterlambatan sosial dan emosional ditunjukkan oleh kesulitan berinteraksi dengan orang lain, menunjukkan emosi yang tidak sesuai, atau tidak merespons interaksi sosial. Anak mungkin juga menunjukkan masalah kognitif seperti kesulitan belajar hal baru, mengingat, atau memecahkan masalah.

Gangguan sensorik ditandai dengan sensitivitas berlebih atau kurang terhadap rangsangan sensorik seperti suara, cahaya, atau sentuhan. Perhatikan setiap perkembangan anak dan bandingkan dengan patokan perkembangan anak seusianya.  “Sangat penting untuk memastikan anak dapat mencapai potensi maksimalnya,” ujar Lies 

3 dari 6 halaman

Terapi Gangguan Tumbuh Kembang Anak

Terapi untuk gangguan tumbuh kembang anak bergantung pada jenis dan tingkat keparahan gangguan. Terapi fisik membantu meningkatkan kemampuan motorik kasar dan halus melalui latihan fisik terstruktur.

Terapi sensori integrasi atau terapi okupasi membantu mengembangkan interaksi, kemampuan sensorik, dan keterampilan sehari-hari. Terapi wicara membantu anak dengan keterlambatan bicara dan bahasa mengembangkan kemampuan komunikasi.

Terapi perilaku mengatasi masalah perilaku dan emosional melalui pendekatan psikologis. “Jenis terapi yang efektif sangat tergantung dari jenis gangguan (diagnosis) serta derajat gangguan berdasarkan hasil asesmen,” jelas dr. Lies Dewi N. Orangtua perlu aktif terlibat dalam proses terapi dan mengulang home program yang diberikan.

4 dari 6 halaman

Pentingnya Deteksi Dini

Deteksi dini sangat penting dalam penanganan gangguan tumbuh kembang anak. Pemantauan rutin perkembangan anak dan konsultasi dengan dokter jika ada kekhawatiran sangat dianjurkan.

Evaluasi dan diagnosis yang tepat oleh profesional medis, seperti dokter anak atau psikolog, akan menentukan jenis terapi yang sesuai. Intervensi dini memberikan peluang terbaik bagi anak untuk berkembang secara optimal.

Program intervensi dapat berupa fisioterapi, terapi sensori integrasi, terapi wicara, terapi okupasi, atau terapi perilaku. Dukungan orangtua dan keluarga sangat penting dalam keberhasilan terapi.

5 dari 6 halaman

Langkah-Langkah Tepat Mengatasi Gangguan Tumbuh Kembang

  • Pantau perkembangan anak secara rutin: Perhatikan setiap tahapan perkembangan anak dan bandingkan dengan standar perkembangan anak seusianya.
  • Konsultasi dengan dokter: Segera konsultasikan dengan dokter anak atau ahli tumbuh kembang jika Anda mencurigai adanya gangguan.
  • Ikuti arahan profesional: Ikuti dengan saksama arahan dan rekomendasi dari tim medis yang menangani.
  • Berikan dukungan dan stimulasi: Berikan dukungan emosional dan stimulasi yang tepat sesuai kebutuhan anak.
  • Bersabar dan konsisten: Proses penanganan gangguan tumbuh kembang membutuhkan kesabaran dan konsistensi dari orang tua dan keluarga.

6 dari 6 halaman

Jenis Gangguan Tumbuh Kembang

Gangguan tumbuh kembang mencakup berbagai jenis, antara lain:

  • Gangguan Fisik: Sindrom Down, sindrom Turner, achondroplasia, cerebral palsy, distrofi otot, spina bifida, gagal tumbuh.
  • Gangguan Motorik: Keterlambatan motorik kasar dan halus.
  • Gangguan Bahasa dan Bicara: Keterlambatan bicara, gagap, kesulitan artikulasi.
  • Gangguan Kognitif: Keterlambatan perkembangan kognitif.
  • Gangguan Sosial dan Emosional: Kesulitan berinteraksi sosial dan mengelola emosi.
  • Gangguan Belajar: Disleksia, disgrafia, diskalkulia.
  • Gangguan Intelektual: Keterbatasan fungsi intelektual yang signifikan.
  • Gangguan Spektrum Autisme (ASD).
  • Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD).
  • Gangguan Kecemasan.
  • Gangguan Perilaku.
  • Gangguan Penglihatan dan Pendengaran.

Tags:

No responses yet

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Latest Comments

No comments to show.