:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4442427/original/002029400_1685089627-26992342_7274455.jpg)
Liputan6.com, Jakarta Tema pelaksanaan Haji 1446H/2025M yakni “Haji Ramah Lansia dan Disabilitas” lantaran melihat profil kesehatan jemaah haji Indonesia pada tahun 2023–2024 didominasi oleh kelompok lanjut usia (lansia) serta penyakit komorbid.
Tahun lalu, jemaah haji lansia ada 44% sementara itu 37% pada tahun 2024. Selain itu, mayoritas jemaah haji tahun 2024 memiliki riwayat penyakit penyerta (komorbid), mencapai 73%.
Maka dari itu, dalam penyelenggaraan layanan haji kesehatan tahun 2025, Kementerian Kesehatan mengusung empat kebijakan.
Pertama, melakukan penguatan pembinaan kesehatan jemaah haji. Diantaranya dengan:
- Skrining kesehatan
- Pembinaan kesehatan terintegrasi dengan lintas program terkait di lingkungan Kemenkes
- Penyiapan materi standar pembinaan di Indonesia dan Arab Saudi
- Pembinaan kesehatan terpadu dengan lintas sektor terkait, organisasi profesi, KBIH, dan ormas lainnya.
Kedua, melaksanakan penguatan pemeriksaan kesehatan jemaah haji yang terstandardisasi berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/508/2024 tentang Standar Teknis Pemeriksaan Kesehatan dalam rangka Penetapan Status Istitaah Kesehatan Jemaah Haji melalui peningkatan kapasitas dan sertifikasi tim pemeriksa kesehatan provinsi dan kab/kota.
Tak ketinggalan ada penguatan istitaah kesehatan haji di dalam Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat dan Siskohatkes)
Integrasikan Siskohatkes dengan Satusehat
Ketiga, mengembangkan Siskohatkes dengan pengintegrasian Siskohatkes dengan SatuSehat untuk mengidentifikasi data riwayat kesehatan jemaah haji melalui RME (Rekam Medik Elektronik) serta pengintegrasian dengan International Patient Summary untuk akses data riwayat kesehatan jemaah haji oleh fasyankes Arab Saudi, dan pengembangan dalam penetapan status istitaah kesehatan jemaah haji.
Keempat, menguatkan pelayanan kesehatan haji di Arab Saudi. Diantaranya dengan:
- Penguatan peran pos kesehatan satelit di setiap hotel di Makkah
- Menempatkan dokter spesialis dan tenaga promkes di setiap sektor
- Pengadaan alat kesehatan untuk meningkatkan kualitas layanan di KKHI diantaranya X-Ray Mobile, Ekokardiogram, Elektrokardiogram, dan Sanitasi Kit).
Waspada ISPA dan Pneumonia
Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes RI, Liliek Marhaendro Susilo menyampaikan bahwa data pelayanan kesehatan kloter tahun 2023–2024 menunjukkan tingginya angka kasus Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA). Lalu, peningkatan kewaspadaan terhadap pneumonia, khususnya pada jemaah lansia dan penderita komorbid.
“Selain penyakit, data hari terakhir (H-73) penyelenggaraan Haji Tahun 2024 menunjukkan terdapat 461 jemaah yang wafat di tahun itu, penyebab kematian tertinggi adalah penyakit jantung (37,9%). Sebanyak 80,5% dari total kematian tersebut merupakan jemaah berusia 60 tahun ke atas,” kata Liliek saat Bimbingan Teknis Terintegrasi Tenaga PPIH Arab Saudi Tahun 1446H/2025M yang dilaksanakan di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, pada Rabu, 16 April 2025.
No responses yet