Barcode88 – Pengaruh Garam terhadap Risiko Disabilitas Stroke, Jangan Lebih 5 Gram per Hari

Sudah makan tiga obat yang diberikan dokter tapi hipertensi tetap tak terkontrol. Bisa jadi itu merupakan hipertensi resisten. (Foto: Freepik)

Liputan6.com, Jakarta Masih muda kena stroke? Pertanyaan yang sering muncul saat seseorang dalam usia di bawah 40 tahun terkena serangan stroke.  “Stroke tidak lagi dikaitkan dengan penyakit usia tua, tetapi juga dapat menyerang usia yang lebih muda,” ujar dr Noviyanti Sp.GK, seperti di kutip dari laman EMC, Senin (19/4/2025). 

Dokter Spesialis Gizi Klinis yang  berdinas di RS EMC Cikarang ini mengungkapkan, “Berdasarkan Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan (PUSDATIN) 2018, stroke terjadi pada usia 25-34 tahun sebanyak 2,8 persen, dan usia 35-44 tahun sebanyak 6,9 persen.” 

Stroke iskemik adalah jenis yang paling umum, terjadi akibat penyumbatan pembuluh darah oleh gumpalan darah. Sementara itu, stroke hemoragik disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah di otak. Keduanya memerlukan penanganan medis segera untuk meminimalkan kerusakan otak.

Selain dua jenis utama tersebut, ada juga Transient Ischemic Attack (TIA) atau stroke ringan. TIA ditandai dengan gejala stroke yang berlangsung singkat, biasanya kurang dari 24 jam. Meskipun gejalanya hilang, TIA adalah peringatan serius akan potensi stroke di masa mendatang dan memerlukan evaluasi medis segera.


2 dari 5 halaman

Gejala Awal Disabilitas Stroke yang Harus Diwaspadai

Mengenali gejala awal stroke sangat penting untuk mendapatkan penanganan medis secepat mungkin. Gejala stroke dapat muncul secara tiba-tiba dan bervariasi tergantung pada area otak yang terkena. Beberapa gejala umum meliputi:

  • Kelemahan atau mati rasa pada satu sisi tubuh (wajah, lengan, atau kaki)
  • Kesulitan berbicara atau memahami ucapan
  • Gangguan penglihatan (penglihatan kabur, ganda, atau kehilangan penglihatan)
  • Sakit kepala hebat yang tiba-tiba
  • Kehilangan keseimbangan atau koordinasi

Selain gejala-gejala di atas, ada beberapa tanda lain yang perlu diwaspadai. Senyum yang tidak simetris, kesulitan mengangkat kedua lengan secara bersamaan, dan bicara cadel juga bisa menjadi indikasi stroke. 

3 dari 5 halaman

Penyebab Umum Disabilitas Stroke yang Perlu Dihindari

Ada banyak faktor yang dapat meningkatkan risiko stroke. Beberapa penyebab umum meliputi tekanan darah tinggi, penyakit jantung, diabetes, kolesterol tinggi, merokok, obesitas, dan kurangnya aktivitas fisik. Mengendalikan faktor-faktor risiko ini dapat membantu mencegah stroke.

Tekanan darah tinggi adalah salah satu faktor risiko utama stroke. Tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol dapat merusak pembuluh darah di otak, membuatnya lebih rentan terhadap penyumbatan atau pecah. Penting untuk memantau tekanan darah secara teratur dan mengikuti anjuran dokter untuk menjaganya tetap normal.

Penyakit jantung, seperti fibrilasi atrium, juga dapat meningkatkan risiko stroke. Fibrilasi atrium menyebabkan irama jantung tidak teratur, yang dapat memicu pembentukan gumpalan darah. Gumpalan darah ini dapat bergerak ke otak dan menyebabkan stroke iskemik. Pengobatan yang tepat untuk penyakit jantung dapat membantu mengurangi risiko stroke.

4 dari 5 halaman

Makanan yang Perlu Dihindari untuk Mencegah Disabilitas Stroke

Pola makan yang tidak sehat dapat meningkatkan risiko stroke. “Hindari konsumsikKarbohidrat dan gula Berlebihan,” ujar Novi. Konsumsi karbohidrat dan gula berlebihan, serta makanan tinggi garam adalah tiga zat yang perlu diperhatikan. Konsumsi yang berlebih dapat berkontribusi  kolesterol tinggi diabetes dan tekanan darah tinggi. 

Karbohidrat adalah sumber energi utama bagi tubuh, namun konsumsi berlebihan dapat meningkatkan risiko penyakit diabetes, stroke, dan penyakit jantung. “Sebuah studi menunjukkan bahwa risiko kematian akibat stroke iskemik meningkat dengan konsumsi makanan tinggi gula. World Health Organization (WHO) merekomendasikan konsumsi gula tidak lebih dari 10 persen total kalori harian, 50 gram atau sekitar 4 sendok makan,” ungkap Novi.

Makanan dan minuman yang tinggi gula meliputi minuman buah kemasan, minuman teh kemasan, sirup, selai, kue, soft drink, dan es krim. Membatasi konsumsi makanan dan minuman ini dapat membantu mengurangi risiko stroke. Pilihlah makanan yang lebih sehat dan alami, seperti buah-buahan segar, sayuran, dan biji-bijian utuh.

5 dari 5 halaman

Pengaruh Garam terhadap Risiko Disabilitas Stroke

Konsumsi garam berlebihan dapat meningkatkan tekanan darah, yang merupakan faktor risiko utama stroke. WHO merekomendasikan konsumsi garam tidak lebih dari 5 gram per hari (2 gram natrium atau 1 sendok teh). Mengurangi asupan garam dapat membantu menurunkan tekanan darah dan mengurangi risiko stroke.

Dalam sebuah studi, konsumsi garam kurang dari 2 gram per hari dapat menurunkan tekanan darah. “Pasien dengan tekanan darah tinggi, diabetes mellitus, penyakit ginjal, dan usia di atas 51 tahun disarankan untuk mengonsumsi garam kurang dari 1500 mg per hari,”  jelas  dr Noviyanti Sp.GK. Penelitian menunjukkan bahwa mengurangi asupan garam menjadi 2-2,3 gram per hari dapat menurunkan kejadian penyakit kardiovaskular sebanyak 20 persen.

Untuk mengurangi asupan garam, hindari makanan olahan dan makanan cepat saji yang umumnya mengandung garam tinggi. Gunakan rempah-rempah dan bumbu alami untuk menambah rasa pada makanan. Periksa label nutrisi pada makanan kemasan untuk mengetahui kandungan garamnya. 

Tags:

No responses yet

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Latest Comments

No comments to show.